BAB
VI
ENZIM
PADA MIKROBA
A. Pengertian dan Sifat-sifat Enzim
Enzim disebut juga katalisator
organik atau biokalatalisator, yaitu zat yang dihasilkan oleh sel yang dalam
jumlah sangat kecil mampu menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang
berkaitan dengan proses sellular dan kehidupan. Jadi tidak mungkin ada
kehidupan tanpa enzim.
Ciri-ciri
enzim yaitu :
·
Bersifat sebagai
katalis, artinya dalam jumlah kecil mampu menyebabkan perubahan dalam sel.
·
Merupakan
katalis hayati, artinya tersusun dari senyawa organik yang dihasilkan sel.
·
Dihasilkan
di dalam sel dan kemudian diekskresikan ke luar sel dan berfungsi di dalam dan
di luar sel, sehingga ada dua tipe enzim, yaitu enzim intraselular (endoenzim)
dan enzim ekstraselular (eksoenzim). Enzim intraselular berfungsi di dalam sel,
terutama merubah nutrien di sekitarnya sehingga memungkinkan nutrien tersebut
memasuki sel. Misalnya amilase yang menguraikan pati. Enzim ektraselular
berfungsi di luar sel, terutama mensintesis bahan selular dan menguraikan
nutrien yang menyediakan energi bagi sel. Misalnya enzim heksokinase yang
mengkatalisis fosforilasi glukose dan heksose di dalam sel.
Sifat-sifat enzim :
·
Terdenaturasi
oleh panas.
·
Terpresipitasi
oleh etanol atau garam-garam anorganik konsentrasi tinggi seperti amonium
sulfat
·
Tidak
berfusi (terdialisis) melewati membran semipermeabel oleh membran selektif.
·
Ukuran
molekulnya besar.
·
Tersusun dari
apoenzim dan koenzim.
·
Ada
yang mengandung vitamin.
·
Bersiat
labil : aktivitas dapat berkurang atau hancur karena kondisi fisik atau kimia
yang tidak sesuai.
·
Efisiensi
katalitik tinggi.
·
Derajat
kekhususan terhadap substrat tinggi.
Apoenzim +
Koenzim à Holoenzim
Tidak aktif Tidak aktif Aktif
Protein Molekul organik
MR tinggi MR rendah
Tak terdialisis Terdialisis
B.
Tata Nama dan Klasifikasi Enzim
Tata nama enzim :
·
Tunggal
: diberi akhiran –ase. Misal : suksinat dehidrogenase.
·
Kompleks :
didasarkan atas reaksi keseluruhan yang dikatalisis dan digunakan kata sistem. Misal : sistem suksinat oksidase : mengkatalisis oksidasi
asam suksinat oleh oksigen.
Klasifikasi
enzim hanya digunakan untuk enzim tunggal.
Dasar
klasifikasinya adalah : tipe reaksi yang dikatalisis.
Setiap
enzim mempunyai dua nama, yaitu :
(1)
Nama kerja (nama
biasa) à pendek, lebih mudah digunakan.
(2)
Nama
sistemik (nama resmi) à disusun menurut aturan yang
berlaku dan memberi petunjuk tentang substrat dan reaksi yang dikalalisis.
Contoh :
Nama kerja : heksokinase
Nama sistemik : ATP heksose
fofotransferase.
Disamping itu sering ada pula nama
sandi yang digunakan untuk enzim dengan menggunakan angka.
Berdasarkan tempat bekerjanya enzim
dibedakan menjadi 2 yaitu :
a.
Endoenzim
Endoenzim disebut juga enzim intraseluler, yaitu
enzim yang bekerjanya di dalam sel. Umumnya merupakan enzim yang digunakan
untuk proses sintesis di dalam sel dan untuk pembentukan energi (ATP) yang
berguna untuk proses kehidupan sel, misal dalam proses respirasi.
b.
Eksoenzim
Eksoenzim disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim
yang bekerjanya di luar sel. Umumnya berfungsi untuk “mencernakan” substrat
secara hidrolisis, untuk dijadikan molekul yang lebih sederhana dengan BM lebih
rendah sehingga dapat masuk melewati membran sel. Energi yang dibebaskan pada
reaksi pemecahan substrat di luar sel tidak digunakan dalam proses kehidupan
sel.
Berdasarkan daya katalis ada 6 kelas
utama enzim, yaitu :
Nomor
|
Kelas
|
Reaksi Katalitik
|
1
|
Oksidoreduktase
|
Reaksi transfer elektron :
pemindahan elektron atau atom hidrogen
|
2
|
Transferase
|
Transfer gugusan fungsional (fosfat,
amino, metil)
|
3
|
Hidrolase
|
Reaksi hidrolisis
: penambahan molekul air untuk memecah ikatan kimia
|
4
|
Liase
|
Penambahan
ikatan ganda molekul dan pengusiran nonhidropolitik gugusan kimiawi
|
5
|
Isomerase
|
Reaksi isomerisasi : pengubahan
suatu senyawa menjadi isomer (senyawa yang memiliki atom yang sama tapi
struktur molekulnya berbeda)
|
6
|
Ligase
/ Sintetase
|
Pembentukan
ikatan disertai pemecahan atau penambahan ATP
|
Oksidoreduktase
Enzim ini mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi,
yang merupakan pemindahan elektron, hidrogen atau oksigen. Sebagai contoh
adalah enzim elektron transfer oksidase dan hidrogen peroksidase (katalase).
Ada beberapa macam enzim electron transfer oksidase, yaitu enzim oksidase,
oksigenase, hidroksilase dan dehidrogenase.
Enzim- enzim tersebut mengkatalisis reaksi-reaksi
sebagai berikut:
- Oksidase mengkatalisis 2 macam reaksi: O2
+ (4 e- + 4 H+) à2 H2O
O2 + (2 e- + 4 H+)
à H2O2
- Oksigenase (transferase oksigen): O2 +
2 substrat à2 substrat-O
- Hidroksilase : substrat + ½ O2 à substrat-O
2 koenzim-H + ½ O2 à 2 koenzim + H2O
- Dehidrogenase: NaNO3 + (e- +
H+) à NaNO2
Na2SO4 + (e-
+ H+) àH2S
Na2CO3 + (e-
+ H+) à CH4
- Hidrogen
peroksidase : 2 H2O2 à 2 H2O + O2
Transferase
Transferase mengkatalisis pemindahan gugusan
molekul dari suatu molekul ke molekul yang lain. Sebagai contoh adalah beberapa
enzim sebagai berikut:
- Transaminase adalah transferase yang memindahkan
gugusan amina.
- Transfosforilase adalah transferase yang
memindahkan gugusan fosfat.
-
Transasilase adalah transferase yang memindahkan gugusan asil.
Hidrolase
Enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis,
dengan contoh enzim adalah:
- Karboksilesterase adalah hidrolase yang
menghidrolisis gugusan ester karboksil.
- Lipase adalah hidrolase yang menghidrolisis lemak
(ester lipida).
- Peptidase
adalah hidrolase yang menghidrolisis protein dan polipeptida.
Liase
Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis pengambilan
atau penambahan gugusan dari suatu molekul tanpa melalui proses hidrolisis,
sebagai contoh adalah:
·
L malat hidroliase (fumarase) yaitu enzim yang
mengkatalisis reaksi pengambilan air dari malat sehingga dihasilkan fumarat.
·
Dekarboksiliase (dekarboksilase) yaitu enzim yang
mengkatalisis reaksi pengambilan gugus karboksil.
Isomerase
Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis
reaksi isomerisasi, yaitu:
·
Rasemase, merubah L-alanin à D-alanin
·
Epimerase, merubah D-ribulosa-5-fosfat à D-xylulosa-5-fosfat
·
Cis-trans isomerase, merubah transmetinal à cisrentolal
·
Intramolekul ketol isomerase, merubah
D-gliseraldehid-3-fosfat à dihidroksi aseton fosfat
·
Intramolekul transferase atau mutase, merubah
metilmalonil-CoA à suksinil-CoA
Ligase
Enzim ini mengkatalisis reaksi penggabungan 2
molekul dengan dibebaskannya molekul pirofosfat dari nukleosida trifosfat,
sebagai contoh adalah enzim asetat=CoASH ligase yang mengkatalisis rekasi
sebagai berikut:
Asetat +
CoA-SH + ATP à Asetil CoA + AMP + P-P
Berdasarkan
cara terbentuknya, enzim terbagi atas :
a.
Enzim konstitutif
Di dalam sel terdapat enzim yang merupakan bagian
dari susunan sel normal, sehingga enzim tersebut selalu ada umumnya dalam
jumlah tetap pada sel hidup. Walaupun demikian ada enzim yang jumlahnya
dipengaruhi kadar substratnya, misalnya enzim amilase. Sedangkan enzim-enzim
yang berperan dalam proses respirasi jumlahnya tidak dipengaruhi oleh kadar
substratnya.
b.
Enzim adaptif
Perubahan lingkungan mikroba dapat menginduksi
terbentuknya enzim tertentu. Induksi menyebabkan kecepatan sintesis suatu enzim
dapat dirangsang sampai beberapa ribu kali. Enzim adaptif adalah enzim yang
pembentukannya dirangsang oleh adanya substrat. Sebagai contoh adalah enzim
beta galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri E.coli yang ditumbuhkan
di dalam medium yang mengandung laktosa. Mula-mula E. coli tidak dapat
menggunakan laktosa sehingga awalnya tidak nampak adanya pertumbuhan (fase
lag/fase adaptasi panjang) setelah beberapa waktu baru menampakkan pertumbuhan.
Selama fase lag tersebut E. coli membentuk enzim beta galaktosidase yang
digunakan untuk merombak laktosa.
C.
Cara Kerja Enzim
Mula-mula bagian yang aktif dari enzim
berikatan dengan substrat, sehingga terbentuk enzim-substrat. Setelah ikatan
enzim-substrat terbentuk, enzim melepaskan diri dan terbentuk senyawa baru.
Bagian aktif enzim tidak akan ada lagi pada senyawa baru.
Contoh : enzim katalase yang bekerja
pada peroksida air. Peroksida air terbentuk selama proses pernapasan dalam sel.
Terbentuknya senyawa hidrogen peroksida dapat menyebabkan kerusakan sel, tetapi
karena adanya enzim katalase, senyawa hidrogen peroksida segera terurai menjadi
senyawa baru yang tidak membahayakan sel yaitu air dengan membebaskan oksigen.
D.
Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi enzimatis
1.
Kadar
substrat dan enzim
Penambahan
kadar substrat yang berturut-turut sampai jumlah tertentu pada jumlah enzim
yang tetap akan mempercepat reaksi enzimatik, tetapi penambahan substrat
selanjutnya tidak akan meningkatkan kecepatan reaksi enzimatik.
Kecepatan Reaksi Enzimatik
Substrat
2.
Suhu
Kenaikan suhu
sampai suhu optimum akan meningkatkan kecepatan reaksi enzimatik, tapi di atas
suhu optimum enzim akan mengalami perubahan fisiokimia protein, sehingga
mengalami denaturasi. Umumnya enzim mengalami denaturasi pada suhu 50oC
hingga 80oC. Enzim yang tahan suhu tinggi misalnya taka-diastase dan
trypsin.
Kecepatan
Reaksi Enzimatik
Suhu
Optimum
3.
pH
Aktifitas
katalisa enzim akan rendah pada keadaan asam atau basa karena denaturasi
protein enzim.
Kecepatan
Reaksi Enzimatik
pH
7
4.
Inhibitor
Inhibitor atau
zat penghambat enzim adalah zat-zat yang
dapat menghambat kegiatan enzim. Macam-macam inhibitor :
a. Inhibitor kompetitif (penghambat bersaing) :
suatu zat tertentu yang mempunyai struktur mirip dengan struktur substrat dalam
suatu reaksi enzimatik, yang menyebabkan penghambatan reaksi tersebut. Misalnya
: asam malonat menghambat kegiatan enzim dehidrogenase suksinat pada
pembentukan asam fumarat.
Asam suksinat
: -COOH-CH2-CH2-COOH
Asam malonat :
-COOH-CH2-CH2
Peristiwa
pengjambat bersaing banyak dijumpai pada khemoterapi dan pengaruh
bakteriostatik.
Penghambatan
oleh inhibitor kompetitif dapat berkurang jika jumlah substrat ditambah. Daya
penghambat inhibitor kompetitif dipengaruhi oleh kadar inhibitor kompetitif,
kadar substrat, aktifasi antara inhibitor kompetitif dan substrat.
b. Inhibitor non kompetitif (penghambat tidak
bersaing) : ion-ion logam atau senyawa tertentu yang menghambat reaksi
enzimatik. Senyawa-senyawa sianida, sulfida, natrium azida, karbon monoksida
merupakan inhibitor non kompetitif untuk enzim yang mengandung Fe, karena
adanya reaksi antara senyawa dengan Fe. Merikuri dan perak menghambat enzim
yang mengandung gugusan aktif sulfhidril (-SH). Daya penghambat inhibitor non
kompetitif dipengaruhi oleh kadar inhibitor dan afinitas inhibitor terhadap
enzim.
c. Feed Back Inhibitor (penghambat umpan balik)
: hasil akhir suatu metabolisme yang mempengaruhi pembentukan enzim pertama.
Skema :
Enzim
A Enzim B Enzim D
A
B C Hasil Akhir
d. Inhibitor
reseptor : hasil akhir suatu metabolisme yang dapat mempengaruhi pembentukan
enzim-enzim sebelumnya.
Enzim A
Enzim B Enzim D
A B C Hasil Akhir
e. Allosteric
Inhibitor : penghambat yang dapat mempengaruhi enzim alosterik. Enzim alosterik
: ensim yang mempunyai dua bagian aktif yaitu bagian yang aktif menangkap
substrat dan bagian yang aktif menangkap inhibitor. Jika enzim menangkap
substrat maka inhibitor tidak dapat tertangkap, dan terbentuk enzim aktif
sehingga terbentuk hasil. Jika enzim menangkap inhibitor maka substrat tidak
tertangkap Skema :
Substrat
Bagian aktif
Kompleks
Enzim-Substrat Produk
Bagian penghambat
Allosteric Inhibitor
Substrat
Kompleks
Enzim - Inhibitor
5.
Aktifator
atau kofaktor atau penggiat :
Suatu zat yang
dapat mengaktifkan ezim yang belum aktif (proenzim atau zymogen). Misalnya :
ion-ion H. Fe, Cu, Mg, Mo, Zn, Co, vitamin, koenzim.
6.
Induktor
(pengikduksi) :
Suatu zat
substrat yang dapat mengatur pembentukan enzim. Enzim yang pembentukannya
dipengaruhi oleh induktor disebut enzim induktif. Misalnya laktosa yang
menginduksi pembentukan enzim beta galaktosidase.
E.
Enzim pada Mikroba
Keuntungan produksi enzim oleh mikroba
:
1. Dapat
diprroduksi dalam jumlah besar dengan menggunakan teknologi fermentasi yang
sesuai.
2. Lebih mudah
meningkatkan produktivitas sistem mikroba dibandingkan tanaman atau hewan.
3. Teknologi
rekombinan DNA memungkinkan enzim yang berasal dari hewan disintesis oleh
mikroba.
Aplikasi
komersial enzim
Industri
|
Aplikasi
|
Enzim
|
Sumber
|
Roti
|
Reduksi viskositas adonan,
Meningkatkan volume roti,
Memperbaiki tekstur
|
Amilase
|
Jamur
|
Brewing
|
Penghancuran
Memperbaiki filtrasi
|
Amilase
Β-glukonase
|
Bakteri, Jamur
Bakteri, Jamur
|
Kopi
|
Fermentasi biji kopi
Pembuatan konsentrat kopi
|
Pektinase
Pektinase, hemiselulase
|
Jamur
Jamur
|
Manisan
|
Membuat permen lunak
|
Invertase, Pektinase
|
Jamur, Bakteri
|
Sirup Jagung
|
Sirup Maltosa
Sirup Glukosa
|
Amilase
Amiloglikodase
|
Jamur
Jamur
|
Susu
|
Konsentrat, Es Krim
|
Laktase
|
Ragi
|
Jus Buah
|
Penjernih Jus
|
Pektinase
|
Jamur
|
Laundry
|
Deterjen
|
Protease
|
Jamur, Bakteri
|
Daging
|
Pengempukan
|
Protease
|
Jamur, Bakteri
|
Soft Drink
|
Stabilitasi
|
Glukosidase
|
Jamur
|
Kulit
|
Dehairing, baiting
|
Protease
|
Jamur, Bakteri
|
Metabolit
Mikroa
Penggolongan metabolit mikroba :
·
Metabolit
primer
Umumnya
diproduksi pada tropofase. Contoh : asam amino, nukleotida, protein, asam
nukleat, lipid, karbohidrat.
Metabolit
Primer
|
Kegunaan
Komersial
|
Etanol
|
Komponen aktif pada minuman
beralkohol
|
Asam Sitrat
|
Digunakan dalam industri makanan
|
Asam Glutamat
|
Peningkat citarasa
|
Fenilalanin
|
Perkursor aspartam, pemanis
|
Polisakarida
|
Industri makanan
|
·
Metabolit
sekunder
Umumnya
diproduksi pada iodofase.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar