BAB I
DAUR AIR &
PERAN AIR BAGI KEHIDUPAN
|
A.
DAUR
AIR (SIKLUS HIDROLOGI)
Air adalah sesuatu yang sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup di bumi. Secara umum banyaknya air yang ada di
planet ini adalah sama walaupun manusia, binatang dan tumbuhan banyak
menggunakan air untuk kebutuhan hidupnya. Jumlah air bersih sepertinya tidak
terbatas, namun sebenarnya air mengalami siklus hidrologi di mana air yang
kotor dan bercampur dengan banyak zat dibersihkan kembali melalui proses alam.
Proses siklus hidrologi berlangsung
terus-menerus yang membuat air menjadi sumber daya alam yang terbaharui. Jumlah
air di bumi sangat banyak baik dalam bentuk cairan, gas / uap, maupun padat /
es. Jumlah air seakan terlihat semakin banyak karena es di kutub utara dan
kutub selatan mengalami pencairan terus-meners akibat pemanasan global bumi
sehingga mengancam kelangsungan hidup manusia di bumi.
Macam-Macam dan Tahapan Proses
Siklus Hidrologi :
A.
Siklus Pendek / Siklus Kecil
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Terjadi kondensasi dan pembentukan awan
3. Turun hujan di permukaan laut
2. Terjadi kondensasi dan pembentukan awan
3. Turun hujan di permukaan laut
B.
Siklus Sedang
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Terjadi kondensasi
3. Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan di permukaan daratan
6. Air mengalir di sungai menuju laut kembali
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Terjadi kondensasi
3. Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan di permukaan daratan
6. Air mengalir di sungai menuju laut kembali
C.
Siklus Panjang / Siklus Besar
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Uap air mengalami sublimasi
3. Pembentukan awan yang mengandung kristal es
4. Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat
5. Pembentukan awan
6. Turun salju
7. Pembentukan gletser
8. Gletser mencair membentuk aliran sungai
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Uap air mengalami sublimasi
3. Pembentukan awan yang mengandung kristal es
4. Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat
5. Pembentukan awan
6. Turun salju
7. Pembentukan gletser
8. Gletser mencair membentuk aliran sungai
9. Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut
Akibat panas yang
bersumber pada matahari, maka terjadilah :
1.
Evaporasi yaitu penguapan pada permukaan air terbuka (open
water) dan permukaan tanah.
2.
Transpirasi yaitu penguapan dari permukaan tanaman.
Uap air hasil
penguapan ini pada ketinggian tertentu akan menjadi awan, kemudian beberapa
sebab awan akan berkondensasi menjadi presipitasi (presipitasi = yang
diendapkan atau dijatuhkan), bisa dalam bentuk salju, hujan es, hujan, dan
embun. Air hujan yang jatuh kadang-kadang tertahan oleh tajuk (ujung-ujung
daun), oleh daunnya sendiri atau oleh bangunan dan sebagainya. Hal ini diberi
istilah intersepsi. Besarnya intersepsi pada tanaman, tergantung dari jenis
tanaman, tingkat pertumbuhan, tetapi biasanya berkisar 1 mm pada hujan-hujan
pertama. Kemudian sekitar 20% pada hujan-hujan berikutnya.
Air hujan yang
mencapai tanah, sebagian berinfiltrasi (menembus permukaan tanah), sebagian
lagi menjadi aliran air di atas permukaan (over land flor) kemudian
terkumpul pada saluran. Aliran air ini disebut surface run off.
Hasil infiltrasi
sebagian besar menjadi aliran air bawah permukaan (interflow/sub surface
flor/through flor). Dan sebagian lagi akan mebasahi tanah. Air yang menjadi
bagian dari tanah dan berada dalam pori-pori tanah disebut air soil.
Apabila kapasitas
kebasahan tanah/soil moisture ini terlampaui, maka kelebihan airnya akan
berperkolasi (mengalir vertical) mencapai air tanah. Aliran air tanah (ground
water flow) akan menjadi sesuai dengan hokum-hukum fisika. Air yang mengalir
itu pada suatu situasi dan kondisi tertentu akan mencapai danau, sungai, laut
menjadi depression storage (simpanan air yang disebabkan oleh
kubangan/cekungan), saluran dan sebagainya, mencari tempat lebih rendah.
Sirkulasi air yang berpola siklus itu tidak pernah berhenti dari
atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi.Pemanasan air samudera oleh sinar matahari
merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara
kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk
hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis
atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat
berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi
oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi
terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
1.
Evaporasi/transpirasi - Air yang ada di laut, di
daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian
akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi
bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk
hujan, salju, es. Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan
molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air
tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang tidak
terlihat di atmosfir. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap
tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil
kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling
penting juga berasal dari tranpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses
semuanya itu disebut Evapotranspirasi.
2.
Infiltrasi/Perkolasi ke dalam tanah
- Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan
batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air
dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga
air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
3.
Air Tanah
Menurut Herlambang (1996:5) air tanah adalah
air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat didalam ruang antar
butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan
tanah yang disebut akifer. Lapisan yang mudah dilalui oleh air tanah disebut
lapisan permeable, seperti lapisan yang terdapat pada pasir atau kerikil,
sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah disebut lapisan impermeable,
seperti lapisan lempung atau geluh. Lapisan yang dapat menangkap dan meloloskan
air disebut akuifer. Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya
(1990:41-42) bahwa macam-macam akifer sebagai berikut:
a.
Akifer Bebas (Unconfined Aquifer)
yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian
terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air. Permukaan tanah pada
aquifer ini disebut dengan water table (preatiklevel), yaitu permukaan air
yang mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.
b.
Akifer Tertekan (Confined Aquifer)
yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang
dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas maupun di bawah, serta
mempunyai tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer.
c.
Akifer Semi tertekan (Semi Confined
Aquifer)
yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh air,
dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos air dibagian bawahnya
merupakan lapisan kedap air.
d.
Akifer Semi Bebas (Semi Unconfined
Aquifer)
yaitu aquifer yang bagian bawahnya yang
merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya merupakan material
berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya
gerakan air. Dengan demikian aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer
bebas dengan aquifer semi tertekan.
Tolman (1937) dalam Wiwoho (1999:26)
mengemukakan bahwa air tanah dangkal pada akifer dengan material yang belum
termampatkan di daerah beriklim kering menunjukan konsentrasi unsur-unsur
kimia yang tinggi terutama musim kemarau. Hal ini disebabkan oleh adanya
gerakan kapiler air tanah dan tingkat evaporasi yang cukup besar. Besar
kecilnya material terlarut tergantung pada lamanya air kontak dengan batuan.
Semakin lama air kontak dengan batuan semakin tinggi unsur-unsur yang
terlarut di dalamnya. Disamping itu umur batuan juga mempengaruhi tingkat
kegaraman air, sebab semakin tua umur batuan, maka semakin tinggi pula kadar
garam-garam yang terlarut di dalamnya.
Todd (1980) dalam Hartono (1999:7) menyatakan
tidak semua formasi litologi dan kondisi geomorfologi merupakan akifer yang
baik. Berdasarkan pengamatan lapangan, akifer dijumpai pada bentuk lahan
sebagai berikut:
a.
Lintasan air (water course), materialnya terdiri dari
aluvium yang mengendap di sepanjang alur sungai sebagai bentuk lahan dataran
banjir serta tanggul alam. Bahan aluvium itu biasanya berupa pasir dan
karikil.
e.
Batu gamping (limestone), air tanah terperangkap dalam
retakan-retakan atau diaklas-diaklas. Porositas batu gamping ini bersifat
sekunder.
f.
Batuan vulkanik, terutama yang bersifat basal. Sewaktu aliran
basal ini mengalir , ia mengeluarkan gas-gas. Bekas-bekas gas keluar itulah
yang merupakan lubang atau pori-pori dapat terisi air.
Gerakan Air Tanah
Disamping air tanah
bergerak dari atas ke bawah, air tanah juga bergerak dari bawah ke atas (gaya
kapiler). Air bergerak horisontal pada dasarnya mengikuti hukum hidrolika,
air bergerak horisontal karena adanya perbedaan gradien hidrolik. Gerakan air
tanah mengikuti hukum Darcy yang berbunyi “volume air tanah yang melalui
batuan berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan tebal
lapisan (Utaya, 1990:35).
Kondisi Air Tanah
Dataran Alluvial
Dataran alluvial
merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses geomorfologi yang lebih
didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan, angin, jenis
batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan
erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ketempat yang lebih rendah atau
mengikuti aliran sungai. Dataran alluvial menempati daerah pantai, daerah
antar gunung, dan dataran lembah sungai. daerah alluvial ini tertutup oleh
bahan hasil rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah
yang lebih tinggi letaknya. Potensi air tanah daerah ini ditentukan oleh
jenis dan tekstur batuan.
|
Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses
siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi,
kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan
es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat
berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi
oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi
terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
·
Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di
daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian
akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi
bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk
hujan, salju, es.
·
Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air
bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan
menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat
bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air
tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
·
Air Permukaan - Air bergerak diatas
permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan
makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran
permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai
bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air
permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan, baik yang
mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah
permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.
Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi
yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap,
yang berubah adalah wujud dan tempatnya.
B. MACAM-MACAM AIR
Air merupakan salah satu senyawa di alam yang mempunyai
peran penting bagi aktifitas kehidupan manusia, baik secara biologis maupun non
biologis.
Air merupakan pelarut kuat dan bersifat sangat polar. Oleh karena itu hampir tak
dijumpai air (bentuk cair) bebas (alamiah) yang murni.
Air alam selalu mengandung banyak senyawa lain
yang terlarut.
Urutan senyawa terlarut didalam air alam menurut jumlahnya ialah ; garam mineral, senyawa
organik, gas-gas.
Air beserta senyawa lain yang terlarut dan
tersedia dalam jumlah besar,
untuk selanjutnya disebut dengan istilah “air baku”.
Secara
biologis air diperlukan untuk membentuk senyawa karbohidrat, carrier bagi zat gizi, dan sebagainya.
Sedang untuk kegiatan non biologis, air berperan antara lain pada kegiatan
industri. Diantaranya
untuk air proses, air boiler, dan air pendingin.
Secara kimiawi
Molekul air tersusun atas dua atom hidrogen dan satu atom oksigen (H2O). Dalam
keadaan cair, molekul-molekul air saling
bertautan membentuk polimer via ikatan hidrogen. Karena ikatan inilah air
mempunyai panas latent penguapan yang besar serta daya pelarutan yang
tinggi.
Macam
Air Baku di Alam :
1)
Air
Sungai
2)
Air
Danau/ Waduk/ Rawa
3)
Air
Tanah dan mata air
4)
Air
Laut
Pengelolaan potensi air baku di alam
untuk suatu daerah ditentukan oleh keadaan geografis dan geologis. Potensi
untuk air baku perkotaan : Air sungai
1. Air Sungai
Sungai merupakan sumber air
baku yang potensial bagi industri dan masyarakat perkotaan pada umumnya,
sehingga banyak industri berdiri di sepanjang sungai agar dapat memperoleh air
baku yang baik dan murah.
Karakter
air sungai
tergantung pada banyak faktor, antara lain :
o asal aliran
o penggunaan di
sepanjang aliran
o struktur tanah
sepanjang aliran
o fluktuasi
aliran
2. Air Rawa / Waduk / Danau
Kualitas air
rawa (danau, waduk) relatif sama dengan air sungai. Fluktuasi kualitas serta
debit yang dapat diambil biasanya lebih kecil dari pada sungai.
Ciri khas dari air tawar ialah adanya gas metan yang
terlarut serta rendahnya kadar oksigen terlarut untuk rawa yang anaerob
3. Air Tawar /
Air Tanah & Mata Air
Keberadaan merupakan bagian dari siklus air alam.
Air tanah yang
telah cukup lama tersimpan di dalam bumi di sebut air “connate”.
Formasi
geologi yang mampu menyimpan air tanah dalam jumlah cukup sehingga mampu
menghasilkan sumber air (baik keluar ke permukaan atau lewat sumur) disebut
“aquifer“.
Kadar garam terlarut total, yang sering diukur sebagai
total Dissolved Solids (TS), merupakan indikator untuk mengklasifikasikan
kualitas air tanah untuk sesuatu keperluan
Secara vertikal air tanah dapat dibagi dua bagian besar,
yaitu zona aerasi dan zona jenuh.
Zona aerasi terdiri atas, zona-zona :
- Tanah – air : meliputi bagian dari permukaan tanah sampai kedalaman akar tanaman. Jumlah air yang terkandung dalam zona ini sangat tergantung pada hujan atau irigasi.
- Vadosa intermediate : meliputi bagian diantara zona tanah – air dan zona kapiler. Kedalamannya berkisar dari 0 sampai lebih dari 100 m.
Zona kapiler : air di zona naik karena
pengaruh kapiler tanah dari muka air tanah. Tinggi zona ini sangat tergantung
struktur tanah dibagian tersebut. Zona kapiler : air di zona naik karena
pengaruh kapiler tanah dari muka air tanah. Tinggi zona ini sangat tergantung
struktur tanah dibagian tersebut.
Zona Jenuh :
Beberapa ukuran yang penting berkenaan dengan jumlah air dalam zona ini
ialah :
- Spesifik retention à Sr = wr/V
Dimana wr = volume air tertahap V = volume cross tanah
- Spesifik Yield à Sy = wy/V
Dengan wy =
volume air yang dapat ditarik secara gravitasi dari zona jenuh setelah zona ini
jenuh air. Nilai Sr dan Sy dapat
dinyatakan dalam persen
Berbagai
formasi geologi aquifer
o
Deposit aluvial.
o
Batuan volkanik
o
Batuan pasir.
o
Batuan
leburan dan batuan metamorfose
o
Lempung.
Mata air adalah pengeluaran air tanah yang
terpusat di permukaan dan terbentuk aliran air.
a)
Mata air terjadi
bukan karena tekanan gravitasi (mata air vulkanis, mata air celah batuan geologis)
b)
Mata air yang
terbentuk karena tekanan gravitasi, terjadi
karena air mendapat tekanan hidrostatik
1)
Mata air depresi – terbentuk akibat perpotongan permukaan tanah dengan
muka air tanah
2)
Mata air kontak – terbentuk karena lapisan permeable berada diatas
lapisan yang kurang permeable yang berpotongan dengan permukaan tanah.
3)
Mata air artesis – terbentuk dari keluarnya air tanah dari dalam aquifer
tertutup bertekanan melalui lubang / celah yang terbentuk oleh akar tanaman,
patahan, ataupun sumur buatan
4)
Mata air batuan
pejal – terjadi dari adanya saluran-saluran berisi air dalam
batuan dan keluar melalui retakan-retakan batuan
5)
Mata air tubular
atau patahan – keluar dari saluran-saluran silindris pada batuan lava
atau karst pada batuan kapur, atau patahan-patahan yang menghubungkan dengan
aquifer.
4.
Air Laut
Kadar garam terlarutnya yang tinggi, air laut umumnya hanya
dipergunakan sebagai pendingin
Untuk lokasi
di mana air tawar langka, air laut digunakan sebagai air baku proses setelah
ditawarkan.
Sebagai
pendingin, air laut berpotensi tinggi. Suhunya
relatif konstan sepanjang waktu (kecuali di negeri empat musim).
Masalah yang umumnya dihadapi ialah biota pembentuk
karang dan kerang-kerangan.
Aktifitas tumbuh biota tersebut meningkat bila suhu air
laut meningkat (hangat).
Pencegahan yang umum dilakukan ialah dengan melakukan
khlorinasi air laut sebelum masuk penukar panas
Beberapa
industri menggunakan air laut sebagai air proses atau air boiler dengan
desalinasi
- PERAN AIR BAGI KEHIDUPAN
Air
memiliki peran yang penting dalam kehidupan, diantaranya untuk keperluan rumah
tangga, keperluan umum, keperluan perdagangan, pertanian, peternakan dan
pelayaran serta keperluan industri.
Manfaat
air bagi manusia dan hewan antara lain untuk membantu proses pencernaan,
mengatur metabolisme, mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur
keseimbangan suhu, dan menjaga agar tubuh tidak kekeringan (dehidrasi), menjaga
kebersihan tubuh.
Kegunaan
air untuk tumbuhan antara lain untuk proses pertumbuhgan dan untuk menjaga
jangan sampai kekeringan.
Disamping
factor yang menguntungkan bagi kehidupan, air juga memiliki factor yang merugikan,
yaitu sebagai media penularan penyakit dengan cara sebagai berikut :
·
Penyebaran
infeksi melalui penyediaan air atau perantara air (water borne disease).
Misalnya : infeksi usus, penyakit klasik seperti tifoid dan kolera, serta
penyakit non klasik seperti hepatitis infektiosa.
·
Penyakit
yang disebabkan karena kurangnya air untuk kebersihan seseorang atau penyakit
yang dibilas dengan air (water washed disease). Misalnya : penyakit kulit dan
mata (scabvies, trachoma) dan penyakit diare (disentri basiler).
·
Penularan
infeksi melalui hewan air yang tidak bertulang belakang atau penyakit basis air
(water based disease). Misalnya : schistomomiasis (menembus kulit) dan Guinea
worm (ditelan).
·
Penularan
infeksi oleh serangga yang bergantung pada air (water related insect vector).
Misalnya penyakit tidur dan demam kuning.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar